KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian kalimat efektif
Secara umum, bahasa ilmiah yang efektif mempunyai sifat dengan urutan prioritas lengkap, singkat, dan mudah. Berbeda dengan bahasa anak-anak yang bersifat mudah, singkat, dan jika perlu lengkap; sementara bahasa popular/umum lebih mengutamakan singkat, mudah, dan tepat. Singkat artinya menggunakan kata-kata yang memang diperlukan saja, mudah artinya kata-katanya sudah dikenal(familier), dan tepat berhubungan dengan pilihan kata dan definisi.
Berikut ini tabel perbandingan urutan kepentingan yang harus diperhatikan dalam menulis laporan ilmiah.
Tabel : perbandingan urutan kepentingan pada pemakaian bahasa
Syarat kebahasaan | Urutan kepentingan | ||
Ilmiah | Anak | Populer | |
Singkat | 2 | 2 | 1 |
Mudah | 3 | 1 | 2 |
Tepat | 1 | 3 | 3 |
Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase.
Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.
Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepanduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, dan keterbacaan, kevariasian.
1.1.1 Kesatuan Pikiran
Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, bisa ditambah objek. Kesatuan dapat berbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan, dan pilihan.
Contoh kalimat yang kesatuan pikirannya jelas :
· Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita. (tunggal)
· Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (majemuk)
· Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (pertentangan)
· Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja disini. (pilihan)
1.1.2 Kepaduan
Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antar kata yang menduduki fungsi dalam kalimat.
Kepaduan akan rusak oleh :
1. Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
Contoh : anjing kemarin sore di kebun adik memukul dengan sekuat tenaga.
2. Salah menggunakan kat depan dan kata hubung
Contoh : kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu hari esok. (seharusnya, tanpa akan)
3. Pemakaian kata yang tumpang tindih
Contoh : Demi untuk kepentingan anda sendiri, anda dilarang merokok. (seharusnya, demi kepentingan atau untuk kepentingan)
4. Salah menggunakan keterangan aspek
Contoh : Saya sudah beli buku itu (seharusnya, Saya sudah membeli buku itu atau Sudah saya beli buku itu)
1.1.3 Subjek dan predikat
Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut :
· Hakim menjatuhkan hukuman mati.
· Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa.
· Metafisika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hal-hal nonfisik.
Kata-kata yang dicetak miring adaalh subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata, serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja. Ada juga subjek yang diberi keterangan di belakangnya. Kalimat harus mempunyai struktur yang jelas, setiap kata kelompok kata harus jelas fungsinya dalam kalimat. Perhatikan kalimat berikut.
Contoh :
Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.
S P O
1.1.4 Pengembangan struktur dasar kalimat (Subjek dan Predikat)
Kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan member keterangan tambahan pada subjek dan atau predikat. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut.
1) Aku/pelukis.
2) Aku seorang/pelukis.
3) Aku hanya seorang/pelukis.
4) Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/pelukis.
5) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis.
6) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional.
7) Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/pelukis tradisional yang sesungguhnya.
Sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur dasar kalimatnya.
1.1.5 Kalimat pasif dan kalimat aktif
Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Laporan ilmiah boleh menggunakan kalimat aktif juga kalimat pasif asal keterbacaannya lebih tinggi. Perhatikan kalimat berikut.
· Maksud perguruan tinggi memberikan mata kuliah pengembangan kepribadian agar mahasiswa memiliki wawasan budaya.
· Pemberian mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi dimaksudkan agar mahasiswa memiliki wawasan budaya.
· Agar mahasiswa memiliki wawasan budaya, perguruan tinggi memberikan mata kuliah pengembangan kepribadian.
Kalimat 1 adalah kalimat aktif, kalimat 2 pasif; keduanya tidak efektif/hemat karena kata maksud dan agar, sedangkan kalimat 3 merupakan kalimat aktif yang efektif.
2. Syarat kalimat efektif
2.1 Penekanan
Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau acting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara alih bangun, pengulangan kata, pertentangan, dan urutan logis.
1) Alih bangun
Alih bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awal kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
Contoh : pancasila harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
2) Pengulangan kata
Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas, dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya.
Contoh : Jurusan teknik di politeknik Universitas Indonesia ialah teknik mesin, teknik sipil, dan teknik elektro.
3) Pertentangan
Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.
Contoh : kekuasaan presiden tidak tak terbatas.
(bandingkan) kekuasaan presiden terbatas.
4) Urutan logis
Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan secar logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.
Contoh : telekomunikasi cepat vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas pembangunan, dan persatuan bangsa.
2.2 Kesejajaran
Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran :
1) Kesejajaran bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya. Jika kata kerja juga kata kata kerja, jika frase juga frase.
2) Kesejajaran makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek).
3) Kesejajaran rincian pilihan
Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar.
2.3 Kehematan
Kehematan juga merupakan unsur penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara :
1) Penghematan subjek
Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
2) Penghilangan hiponimi
Hiponimi ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.
3) Penghilanagn kata depan dari dan daripada
Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata depan ini banyak dipakai secar tidak tepat.
4) Penyingkatan kata
Usaha yang dilakukan untu menyingkat kata dalma kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
5) Penyingkatan ungkapan
Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.
6) Penyingkatan kalimat
Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.
2.4 Keterbacaan
Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.
Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.
1) Kejelasan
Tulisan akan lebh mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dopengaruhi oleh panjang pendek kalimat.
Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolt Flesch dari Amerika Serikat. Flesch menyusun tabel rujukan sebagai berikut
Tabel : kejelasan kalimat dalam jumlah kata
Kejelasan | Kata per kalimat |
Mudah sekali | Kurang dari 8 |
Mudah | 11 |
Agak mudah | 14 |
Baku | 17 |
Agak sulit | 21 |
Sulit | 25 |
Sangat Sulit | Lebih dari 29 |
2) Bangun kalimat
Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat. Bangun kalimat yang dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kalimat.
2.5 Pengaruh bahasa inggris
Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.
Perhatikan contoh berikut
1. The man to whom she is married has been married twicw before.
2. According to law, that action is wrong.
Kalimat bahasa inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi
1. Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah sua kali.
2. Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.
Seharusnya :
1. Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.
2. Menurut hukum, perbuatan itu salah. (Eyang Ageng Sastranegara)
Referensi : Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Nama : Farida Setyawati
NPM : 1710926
Kelas : 5KA22
Jurusan : Sistem Informasi